Author : Ask me
Judul : I Will Always Love You Forever (EDITED!)
Character : - Kagamine Rin
- Kagamine Len
- Hatsune Miku
- Kaito
- Kasane Teto
- Kasane Ted
- Hatsune Mikuo
Genre : Sad, Romance
___________________________________________________________________________________
Normal POV
___________________________________________________________________________________
Pemuda itu sedang tertidur dengan pulasnya. Bahkan alarmpun seharusnya tak akan tega membiarkannya terbangun. Apalagi wajahnya saat tidur itu sangatlah lucu. Sebenarnya dia itu laki-laki? Atau perempuan?
Rambut berwarna langka miliknya -honey blonde-, bulu mata lentiknya, membuat gadis manapun akan merasa gagal menjadi 'perempuan' di karenakan kecantikan pria satu ini. Oh, astaga, yang benar saja.
Tiba-tiba jam bermotif pisang itu berdering dengan kencang. Membuat pemuda cantik itu terbangun dari tidurnya itu. Dia melirik jam sebentar, dan tiba-tiba saja raut mukanya langsung pucat.
"AKU TERLAMBAT". Teriaknya histeris. Benar-benar mirip tingkah laku perempuan.
Langsung saja pemuda tersebut masuk ke kamar mandi, membersihkan badannya, mengeringkan badannya dengan handuk, meraih seragamnya yang sudah tergantung dengan rapih di depan lemari pakaiannya, memakai dalaman dahulu, kemudian baru memakai seragamnya. Tak lupa jam tanganpun disambarnya, dan dibawanya lari menuju lantai bawah. Ruang makan.
Pemuda tersebut langsung saja lari kemeja makan, dan mengambil sebuah roti isi cokelat pisang. Uh, bikin lapar saja.
Kemudian muncul seorang gadis yang berambut lebih gelap dari pemuda itu, berkacak pinggang menatap kelakuan adik yang sialnya dia sayangi itu.
"Len sampe kapan kamu mau terus-terusan terlambat begitu, hah?" Neru membentak Len. Len bersikap seakan-akan tidak mendengarnya, dan memakan rotinya dengan cepat.
"Sudwahlah kwak Newru akuw lagi buwu-buwu" Len meracau dengan tidak jelasnya karena berbicara sambil mengunyah roti. Jorok sekali.
"Dasar SHOTA!" Ledek Neru seraya menjulurkan lidahnya ke arah Len.
"Hey, aku itu bukan shota!" Balas Len dan langsung pergi berlari menuju sekolahnya, Vocaloid High School.
___________________________________________________________________________________
Len POV
___________________________________________________________________________________
Sial sekali hari ini aku terlambat lagi dan mendapat hukuman dari guru terkejam di dunia ini. Kami biasa memanggilnya Meiko-sensei. Aku disuruh -lebih tepatnya dihukum- untuk membersihkan ruang olahraga.
Asal kalian tahu, Sekolahku ini suaaaaaangat besar. Karena sekolah ini terdiri dari SD,SMP, dan juga SMA. Dan sekarang, aku harus membersihkan ruang olahraga yang super luas ini. Oh My God.
Tiba-tiba saja aku melihat sesosok orang berkacamata, dengan warna rambut magenta lucu miliknya, berjalan memasuki ruang olahraga. Dia tertawa sebentar melihatku sedang mengepel lantai ruang olahraga ini, kemudian memanggilku. Btw, namanya adalah Kasane Ted, dia adalah sahabatku.
"Wey, Len!" teriaknya.
"Ape? Udah puas ketawanya? Dan kenapa kau ada disini? Bukannya sekarang lagi jam pelajaran?" Jawabku dengan kepo.
"Aduh Len, sekarang ini udah istirahat tau. Dan juga, kata Meiko-sensei hukumanmu di rubah" Ucapnya dengan nada serius.
Apa?
Disaat aku sudah membersihkan separuh dari ruang olahraga ini, hukumannya diganti?! Apakah guru itu punya dendam pribadi terhadapku?
"Cih, guru itu benar-benar. Jadi apa hukumannya?" Jawabku malas, kemudian melempar kain pel yang ku pegang ke sembarang tempat.
"Hukumanmu sekarang adalah mentraktir Meiko-sensei 20 botol sake!" Ucap Ted seraya tertawa puas. Mungkin dia sedang membayangkan wajah memprihatinkan ku dikarenakan uang saku bulananku habis cuma karena membeli 20 botol sake. Cih, yang benar saja!
"Ish ampun deh. Ogah banget ah. Nanti aku akan ngomong langsung aja ke Meiko-sensei."
"Hahahahaha! Terserah kau saja itumah, yang kena hukum kan kau! Mangkanya jangan telat mulu. Kau tuh harusnya- blablablabla. Terus juga kau harus sering- blablablabla" Ted mulai menceramahi ku. Benar-benar hari yang sial.
"Huh sudahlah, mau sampai kapan kau disini? Gak mau ke kantin?" Ted menghentikan ocehannya, aku langsung tersenyum senang. Akhirnya telingaku terselamatkan!
"Kau duluan saja, aku mau membereskan barang-barang disini dulu."
"Lah, jadi rajin kau! Yaudah, semangat ye." Kemudian Ted pergi.
__________________________________________________________________________
Seusai membereskan barang-barang disini, aku langsung mengambil tasku. Saat hendak menuju pintu keluar, datanglah sesosok gadis cantik yang sebelumnya tak pernah ku lihat disekolah ini. Sungguh, dia sangatlah manis!
Rambutnya berwarna nyaris sama denganku, honeyblonde. Bola mata biru indahnya terlihat memukau. Dia sedikit melebarkan pupil matanya ketika melihatku, dia kaget.
Kemudian, gadis itu berbicara padaku.
"Hello?" Ucapnya padaku sambil memamerkan senyum manisnya itu, ku yakin wajahku sekarang ini sedikit merona melihat senyumnya itu. Masa iya sih aku naksir secepat ini sama dia?
"Hallo juga."
"Namamu siapa?"
"Namaku Kagamine Len, kalau kau?"
"Namaku Kujyou Rin, salam kenal Kagamine-san!"
Dia meraih tangan kananku, dan menjabatnya dengan bersemangat.
Sungguh, dia ini benar-benar manis!
____________________________________________________________________________________
Rin POV
____________________________________________________________________________________
"Namaku Kujyou Rin, salam kenal Kagamine-san!" Ucapku kepada pemuda yang menyerupai diriku ini. Aku menyapanya karena dia unik. Kenapa dia unik? Karena fisiknya itu begitu mirip denganku. Kami seperti anak kembar.
"Tidak usah terlalu formal panggil saja aku Len."
"Baiklah kalau gitu kau panggil aku Rin. Setuju?"
"Setuju, Rin!" Ucap pemuda itu riang dan sepertinya sedikit, malu?
"Ya sudah Len, aku mau pergi dulu." Ucapku padanya, seraya memamerkan senyum terbaikku.
"Eh? Bukannya kau baru saja mau memasuki ruangan ini?" Len bertanya padaku.
Dengan tawa garing, seraya menggaruk bagian belakang kepalaku yang sebenarnya tidak gatal ini, aku menjawabnya.
"E-etto... Aku salah masuk ruangan. Sebenarnya aku mau ke ruang seni." Jawabku cengengesan.
Len hanya mengangguk paham. Tentu saja dia mengerti, karena ruang seni dan ruang olahraga itu bersebelahan. Parahnya lagi, warna cat pintunya sama. Jadi wajar dong kalau aku salah masuk ruangan? Iya 'kan? 'kan? 'kan?!
"Okay, bye Rin. Aku ingin ke kantin." seusai berpamitan, Len langsung pergi ke arah kantin.
Akupun berjalan memasuki ruang seni.
______________________________________________________________
Setibanya aku di ruang seni, aku dikejutkan boneka negi besar berwajah imut milik sahabatku. Yap kalian benar! Itu milik Miku Hatsune. Dia berteriak padaku.
"Rin-chaaaaaaaaaaaan." Panggil Miku.
"Ada apa?"
"Huweeeeeeee... Rin-chan negiku.. Huweeeeeeeeee" Kemudian dia mulai merengek di hadapanku. Haah, palingan lagi-lagi neginya diambil oleh Kaito-senpai 'lagi'.
Langsung saja aku meninggalkan Miku yang sedang merengek-rengek sambil memeluk boneka negi miliknya itu.
"Kenapa aku harus mempunyai sahabat yang maniak negi seperti ini." Gumamku didalam hati.
Karena bosan, aku keluar dari ruang seni, dan berjalan ke arah taman sekolah.
Tiba-tiba aku melihat seorang gadis dengan gaya rambut di ikat dua, tetapi dikarenakan rambutnya yang luar biasa ikal, kedua ikatan rambutnya itu malah terlihat seperti bor. Mengesankan bukan? Dia sedang memakan rotinya dengan nikmat. Dia itu sahabatku juga namanya Kasane Teto. Dia memiliki kembaran laki-laki bernama Kasane Ted, dan parahnya mereka malah pacaran. Aku sih setuju-setuju saja dengan hubungan rahasia mereka berdua itu. Tapi bagaimana dengan orang tua mereka? Ah sudahlah, daripada memikirkan nasib orang lain. Bukankah lebih baik ku pikirkan dulu tentang nasib percintaanku sekarang ini?
"Teto, yaampun, lebih baik kau makan satu roti saja dulu, jangan langsung dua begitu. Nanti kalo keselek gimana?" Ucapku perhatian.
"Uuuh, Rin, kau seperti ibuku saja. Lagipula akukan lagi lapaar! Oh iya, kamu mau kemana?" Jawab Teto.
"Aku tidak mau kemana-mana, aku hanya berkeliling saja" Jawabku sambil menghela nafas.
"Rin mau roti ini? Rotinya enak loh!" Jawab dia sambil menyodorkan roti.
"Boleh.. Tapi ada tidak yang rasa jeruk?"
Kalian tidak tahu ya? Aku ini maniak jeruk! HAKHAK.
"Hahahahaha.... Tentu saja ada Rin! Akukan tahu banget makanan kesukaanmu dan Miku!" Ucapnya seraya menyodorkan roti unik yang memiliki perasa jeruk. Ah, sedapnya roti ini.
"Arigatou~" Jawabku berbinar binar.
"Ya sudah, aku pergi dulu ya Rin-chaan. Aku ingin memberikan roti rasa negi ini untuk Miku." Ucapnya sambil tersenyum manis, lalu pergi.
"Ok Teto-chan~! Makasih ya buat rotinya." Ucapku lalu melahap roti rasa jeruk ini. Kalian mauu?Beli sendiri lahh!
Setelah Teto pergi, aku duduk-duduk saja di taman sambil menunggu bel berbunyi. Dan sekitar 15 menit kemudian, bel pun berbunyi.
Ting Tong Teng Tung
Ah, akhirnya bunyi juga bel sekolahku. Dengan sigap aku segera berjalan menuju kelasku yang berada di ujung. 10 IPA 4.
_____________________________________________________________________________
Setelah masuk kedalam kelas lalu duduk dikursi ku. Tiba-tiba pintu di buka lalu masuk lah Megurine-sensei.
"Baiklah anak-anak hari ini kita akan belajar pelajaran Bahasa Inggris." Ucap Megurine-sensei dengan tatapan dingin. Sepertinya ada yang berubah dengan Megurine-sensei... Aku juga lagi gak mood banget buat belajar, ya udah deh dengan tampang bad mood aku mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh Megurine-sensei.
'Huuh, bosaaaan!' teriakku.
Di dalam hati tentu saja.
Kemudian ku putuskan untuk membaca novel pinjaman yang kebetulan belum selesai ku baca untuk membunuh waktu. Disaat seperti ini, bel pulang terasa sangat lama.
Akhirnya, bel pulangpun berbunyi. Dengan cepat kedua sahabatku, Miku, dan juga Teto menghampiriku.
"Rin-chan, kita pulang bareng yuuk!" ajak Teto dengan semangat.
"Boleh, ayo kita pulang." jawabku tanpa ekspresi. Jujur saja aku amat sangat tidak mood sekarang ini.
______________________________________________________________________________
"AWAAAAAAAAAAAAAS" tiba-tiba ada seorang pemuda laki-laki yang berlari kencang ke arahku dan..
'Duak'
Dahi kami saling bertemu. Dan sakitnya itu luar biasa!
Kami berdua sama-sama terjatuh dengan posisi terduduk, seraya memegangi dahi masing-masing yang sudah pasti sedang nyut-nyutan.
"itaii..." Gumamku sambil meringis. Lalu aku melihat wajah pemuda itu......
"Kau?" jawabku dan pemuda itu bersamaan
___________________________________________________________________________________
To Be Continued
___________________________________________________________________________________
Chapter 2
Judul : I Will Always Love You Forever (EDITED!)
Character : - Kagamine Rin
- Kagamine Len
- Hatsune Miku
- Kaito
- Kasane Teto
- Kasane Ted
- Hatsune Mikuo
Genre : Sad, Romance
___________________________________________________________________________________
Normal POV
___________________________________________________________________________________
Pemuda itu sedang tertidur dengan pulasnya. Bahkan alarmpun seharusnya tak akan tega membiarkannya terbangun. Apalagi wajahnya saat tidur itu sangatlah lucu. Sebenarnya dia itu laki-laki? Atau perempuan?
Rambut berwarna langka miliknya -honey blonde-, bulu mata lentiknya, membuat gadis manapun akan merasa gagal menjadi 'perempuan' di karenakan kecantikan pria satu ini. Oh, astaga, yang benar saja.
Tiba-tiba jam bermotif pisang itu berdering dengan kencang. Membuat pemuda cantik itu terbangun dari tidurnya itu. Dia melirik jam sebentar, dan tiba-tiba saja raut mukanya langsung pucat.
"AKU TERLAMBAT". Teriaknya histeris. Benar-benar mirip tingkah laku perempuan.
Langsung saja pemuda tersebut masuk ke kamar mandi, membersihkan badannya, mengeringkan badannya dengan handuk, meraih seragamnya yang sudah tergantung dengan rapih di depan lemari pakaiannya, memakai dalaman dahulu, kemudian baru memakai seragamnya. Tak lupa jam tanganpun disambarnya, dan dibawanya lari menuju lantai bawah. Ruang makan.
Pemuda tersebut langsung saja lari kemeja makan, dan mengambil sebuah roti isi cokelat pisang. Uh, bikin lapar saja.
Kemudian muncul seorang gadis yang berambut lebih gelap dari pemuda itu, berkacak pinggang menatap kelakuan adik yang sialnya dia sayangi itu.
"Len sampe kapan kamu mau terus-terusan terlambat begitu, hah?" Neru membentak Len. Len bersikap seakan-akan tidak mendengarnya, dan memakan rotinya dengan cepat.
"Sudwahlah kwak Newru akuw lagi buwu-buwu" Len meracau dengan tidak jelasnya karena berbicara sambil mengunyah roti. Jorok sekali.
"Dasar SHOTA!" Ledek Neru seraya menjulurkan lidahnya ke arah Len.
"Hey, aku itu bukan shota!" Balas Len dan langsung pergi berlari menuju sekolahnya, Vocaloid High School.
___________________________________________________________________________________
Len POV
___________________________________________________________________________________
Sial sekali hari ini aku terlambat lagi dan mendapat hukuman dari guru terkejam di dunia ini. Kami biasa memanggilnya Meiko-sensei. Aku disuruh -lebih tepatnya dihukum- untuk membersihkan ruang olahraga.
Asal kalian tahu, Sekolahku ini suaaaaaangat besar. Karena sekolah ini terdiri dari SD,SMP, dan juga SMA. Dan sekarang, aku harus membersihkan ruang olahraga yang super luas ini. Oh My God.
Tiba-tiba saja aku melihat sesosok orang berkacamata, dengan warna rambut magenta lucu miliknya, berjalan memasuki ruang olahraga. Dia tertawa sebentar melihatku sedang mengepel lantai ruang olahraga ini, kemudian memanggilku. Btw, namanya adalah Kasane Ted, dia adalah sahabatku.
"Wey, Len!" teriaknya.
"Ape? Udah puas ketawanya? Dan kenapa kau ada disini? Bukannya sekarang lagi jam pelajaran?" Jawabku dengan kepo.
"Aduh Len, sekarang ini udah istirahat tau. Dan juga, kata Meiko-sensei hukumanmu di rubah" Ucapnya dengan nada serius.
Apa?
Disaat aku sudah membersihkan separuh dari ruang olahraga ini, hukumannya diganti?! Apakah guru itu punya dendam pribadi terhadapku?
"Cih, guru itu benar-benar. Jadi apa hukumannya?" Jawabku malas, kemudian melempar kain pel yang ku pegang ke sembarang tempat.
"Hukumanmu sekarang adalah mentraktir Meiko-sensei 20 botol sake!" Ucap Ted seraya tertawa puas. Mungkin dia sedang membayangkan wajah memprihatinkan ku dikarenakan uang saku bulananku habis cuma karena membeli 20 botol sake. Cih, yang benar saja!
"Ish ampun deh. Ogah banget ah. Nanti aku akan ngomong langsung aja ke Meiko-sensei."
"Hahahahaha! Terserah kau saja itumah, yang kena hukum kan kau! Mangkanya jangan telat mulu. Kau tuh harusnya- blablablabla. Terus juga kau harus sering- blablablabla" Ted mulai menceramahi ku. Benar-benar hari yang sial.
"Huh sudahlah, mau sampai kapan kau disini? Gak mau ke kantin?" Ted menghentikan ocehannya, aku langsung tersenyum senang. Akhirnya telingaku terselamatkan!
"Kau duluan saja, aku mau membereskan barang-barang disini dulu."
"Lah, jadi rajin kau! Yaudah, semangat ye." Kemudian Ted pergi.
__________________________________________________________________________
Seusai membereskan barang-barang disini, aku langsung mengambil tasku. Saat hendak menuju pintu keluar, datanglah sesosok gadis cantik yang sebelumnya tak pernah ku lihat disekolah ini. Sungguh, dia sangatlah manis!
Rambutnya berwarna nyaris sama denganku, honeyblonde. Bola mata biru indahnya terlihat memukau. Dia sedikit melebarkan pupil matanya ketika melihatku, dia kaget.
Kemudian, gadis itu berbicara padaku.
"Hello?" Ucapnya padaku sambil memamerkan senyum manisnya itu, ku yakin wajahku sekarang ini sedikit merona melihat senyumnya itu. Masa iya sih aku naksir secepat ini sama dia?
"Hallo juga."
"Namamu siapa?"
"Namaku Kagamine Len, kalau kau?"
"Namaku Kujyou Rin, salam kenal Kagamine-san!"
Dia meraih tangan kananku, dan menjabatnya dengan bersemangat.
Sungguh, dia ini benar-benar manis!
____________________________________________________________________________________
Rin POV
____________________________________________________________________________________
"Namaku Kujyou Rin, salam kenal Kagamine-san!" Ucapku kepada pemuda yang menyerupai diriku ini. Aku menyapanya karena dia unik. Kenapa dia unik? Karena fisiknya itu begitu mirip denganku. Kami seperti anak kembar.
"Tidak usah terlalu formal panggil saja aku Len."
"Baiklah kalau gitu kau panggil aku Rin. Setuju?"
"Setuju, Rin!" Ucap pemuda itu riang dan sepertinya sedikit, malu?
"Ya sudah Len, aku mau pergi dulu." Ucapku padanya, seraya memamerkan senyum terbaikku.
"Eh? Bukannya kau baru saja mau memasuki ruangan ini?" Len bertanya padaku.
Dengan tawa garing, seraya menggaruk bagian belakang kepalaku yang sebenarnya tidak gatal ini, aku menjawabnya.
"E-etto... Aku salah masuk ruangan. Sebenarnya aku mau ke ruang seni." Jawabku cengengesan.
Len hanya mengangguk paham. Tentu saja dia mengerti, karena ruang seni dan ruang olahraga itu bersebelahan. Parahnya lagi, warna cat pintunya sama. Jadi wajar dong kalau aku salah masuk ruangan? Iya 'kan? 'kan? 'kan?!
"Okay, bye Rin. Aku ingin ke kantin." seusai berpamitan, Len langsung pergi ke arah kantin.
Akupun berjalan memasuki ruang seni.
______________________________________________________________
Setibanya aku di ruang seni, aku dikejutkan boneka negi besar berwajah imut milik sahabatku. Yap kalian benar! Itu milik Miku Hatsune. Dia berteriak padaku.
"Rin-chaaaaaaaaaaaan." Panggil Miku.
"Ada apa?"
"Huweeeeeeee... Rin-chan negiku.. Huweeeeeeeeee" Kemudian dia mulai merengek di hadapanku. Haah, palingan lagi-lagi neginya diambil oleh Kaito-senpai 'lagi'.
Langsung saja aku meninggalkan Miku yang sedang merengek-rengek sambil memeluk boneka negi miliknya itu.
"Kenapa aku harus mempunyai sahabat yang maniak negi seperti ini." Gumamku didalam hati.
Karena bosan, aku keluar dari ruang seni, dan berjalan ke arah taman sekolah.
Tiba-tiba aku melihat seorang gadis dengan gaya rambut di ikat dua, tetapi dikarenakan rambutnya yang luar biasa ikal, kedua ikatan rambutnya itu malah terlihat seperti bor. Mengesankan bukan? Dia sedang memakan rotinya dengan nikmat. Dia itu sahabatku juga namanya Kasane Teto. Dia memiliki kembaran laki-laki bernama Kasane Ted, dan parahnya mereka malah pacaran. Aku sih setuju-setuju saja dengan hubungan rahasia mereka berdua itu. Tapi bagaimana dengan orang tua mereka? Ah sudahlah, daripada memikirkan nasib orang lain. Bukankah lebih baik ku pikirkan dulu tentang nasib percintaanku sekarang ini?
"Teto, yaampun, lebih baik kau makan satu roti saja dulu, jangan langsung dua begitu. Nanti kalo keselek gimana?" Ucapku perhatian.
"Uuuh, Rin, kau seperti ibuku saja. Lagipula akukan lagi lapaar! Oh iya, kamu mau kemana?" Jawab Teto.
"Aku tidak mau kemana-mana, aku hanya berkeliling saja" Jawabku sambil menghela nafas.
"Rin mau roti ini? Rotinya enak loh!" Jawab dia sambil menyodorkan roti.
"Boleh.. Tapi ada tidak yang rasa jeruk?"
Kalian tidak tahu ya? Aku ini maniak jeruk! HAKHAK.
"Hahahahaha.... Tentu saja ada Rin! Akukan tahu banget makanan kesukaanmu dan Miku!" Ucapnya seraya menyodorkan roti unik yang memiliki perasa jeruk. Ah, sedapnya roti ini.
"Arigatou~" Jawabku berbinar binar.
"Ya sudah, aku pergi dulu ya Rin-chaan. Aku ingin memberikan roti rasa negi ini untuk Miku." Ucapnya sambil tersenyum manis, lalu pergi.
"Ok Teto-chan~! Makasih ya buat rotinya." Ucapku lalu melahap roti rasa jeruk ini. Kalian mauu?Beli sendiri lahh!
Setelah Teto pergi, aku duduk-duduk saja di taman sambil menunggu bel berbunyi. Dan sekitar 15 menit kemudian, bel pun berbunyi.
Ting Tong Teng Tung
Ah, akhirnya bunyi juga bel sekolahku. Dengan sigap aku segera berjalan menuju kelasku yang berada di ujung. 10 IPA 4.
_____________________________________________________________________________
Setelah masuk kedalam kelas lalu duduk dikursi ku. Tiba-tiba pintu di buka lalu masuk lah Megurine-sensei.
"Baiklah anak-anak hari ini kita akan belajar pelajaran Bahasa Inggris." Ucap Megurine-sensei dengan tatapan dingin. Sepertinya ada yang berubah dengan Megurine-sensei... Aku juga lagi gak mood banget buat belajar, ya udah deh dengan tampang bad mood aku mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh Megurine-sensei.
'Huuh, bosaaaan!' teriakku.
Di dalam hati tentu saja.
Kemudian ku putuskan untuk membaca novel pinjaman yang kebetulan belum selesai ku baca untuk membunuh waktu. Disaat seperti ini, bel pulang terasa sangat lama.
Akhirnya, bel pulangpun berbunyi. Dengan cepat kedua sahabatku, Miku, dan juga Teto menghampiriku.
"Rin-chan, kita pulang bareng yuuk!" ajak Teto dengan semangat.
"Boleh, ayo kita pulang." jawabku tanpa ekspresi. Jujur saja aku amat sangat tidak mood sekarang ini.
______________________________________________________________________________
"AWAAAAAAAAAAAAAS" tiba-tiba ada seorang pemuda laki-laki yang berlari kencang ke arahku dan..
'Duak'
Dahi kami saling bertemu. Dan sakitnya itu luar biasa!
Kami berdua sama-sama terjatuh dengan posisi terduduk, seraya memegangi dahi masing-masing yang sudah pasti sedang nyut-nyutan.
"itaii..." Gumamku sambil meringis. Lalu aku melihat wajah pemuda itu......
"Kau?" jawabku dan pemuda itu bersamaan
___________________________________________________________________________________
To Be Continued
___________________________________________________________________________________
Chapter 2
5 komentar