I Will Always Love You Forever ( Chapter 2 )

Chapter 2 (EDITED TOO!)

Semoga fic saya tidak mengecewakan kalian.
___________________________________________________________________
Len POV

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, lebih baik aku segera keluar dari kelas ini sebelum di kerubuni oleh gadis-gadis menyeramkan itu yang mengaku sebagai fansku. Lalu aku melihat ada seorang gadis sedang berjalan dan tiba-tiba dia berteriak,

"Kyaaaaaaaaaaaaaa Len-kun sudah keluar kelas, ayo pasukan Len Holic kita kita kejar dia!" Ucap gadis itu, lalu dengan cepat berkumpulah pasukan Len Holic itu. Aku memandang mereka dengan tatapan ngeri, langsung saja dengan kecepatan tinggi, aku berlari secepatnya menuju gerbang sekolah. Karena mungkin saja Ted, Mikuo, dan Kaito ada disana.

Saat sedang berlari aku melihat seorang gadis yang sedang berjalan bersama 2 orang temannya. Aku berteriak,

"AWAAAAAAAAS," teriakku kencang. Aku berusaha untuk berhenti, namun naas, kejadian itu terjadi.

 'Buak!'

"itaii..." gumam gadis itu meringis kesakitan. Aku mencoba melihat wajahnya. Aku sedikit terkejut melihat wajah cantik dan imut gadis ini.

"Kau?" ucapku dan gadis itu bersamaan.

"Rin?" gumamku.

"Len?" gumam Rin.

Dengan cepat aku berdiri dan membantu Rin untuk berdiri.

"Arigatou." ucap Rin sambil tersenyum.

Tiba tiba seorang gadis yang berambut hijau teal dan dikuncir twintails menarik tangan Rin. "Rin ayo kita pulang, aku takut dimarahi Mikuo-nii." ucap gadis itu sambil memasang muka memelas. Dan Rin hanya memasang muka - 3 -.

"Ya sudah Len sampai jumpa lagi." ucap Rin tersenyum lalu menyusul kedua teman nya itu sambil berlari. Aku juga langsung berlari lagi menuju gerbang sekolah.

"Oy Len." panggil Mikuo yang sepertinya sedang memakan negi. Tapi itu sangat menjijikan, aku melihatnya dengan tatapan jijik.

"Lu kenapa Len? Kok kayaknye ngeliat negi aku gitu banget? Mau? Enak Loh!" tawar Mikuo.

"Enak aja! Ogah banget gue makan negi gitu, tar gue jadi kamseupay lagi, terus ketek gue bau nya jadi sama busuknya kayak lo!" jawabku dengan nada super jijik dicampur nada 4L4Y. Aku bisa merasakan aura 'dark' dari Mikuo. Halah, masa bodoh, gue gak takut sama dia.

"Ehh Len, lu liat deh cewe itu." ucap Kaito menunjuk seorang gadis yang sedang tersenyum ceria. Sepertinya pernah kulihat... Oh iya, diakan teman nya Rin yang tadi.

"Emangnya kenapa Kai?" jawabku penuh tanda tanya.

"Gadis itu sangat cantik dan juga manis, sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama." Ucap Kaito dengan wajah memerah.
 
"Dasar kau ini. Bego-bego bisa juga ya jatuh cinta? Huahahaha." ucapku pada Kaito. Kaito hanya menatapku tajam.

"Kalian berdua lagi ngomongin apaan sih? Serius banget!" ucap Mikuo tiba tiba.

"Itu itu, gadis yang rambutnya di ikat twintail disana" ucap Kaito menunjuk teman Rin dengan mata yang berbentuk love.

"Oh! Itu adek gue loh!" ucap Mikuo seraya memamerkan gigi putihnya.

"WHAT? Kok gue baru tau sekarang?! Please, Mikuo bantuin gue ya buat dapetin adek lu." ucap Kaito dengan nada memohon.

"Baiklah, lagian bakal seru kalo lo jadi adek ipar gue. Wahahahah." ucap Mikuo dengan mantab disertai dengan tertawanya yang cetar.

Aku langsung saja meninggalkan mereka dan mencari Ted. Karena dari tadi aku tidak melihat Ted. Akhirnya aku menemukan Ted sedang bercanda ria dengan seorang gadis yang berambut ikal berwarna magenta. Hei, bukannya itu Teto? Saudara kembarnya Ted. Aku pernah dengar sih kalau Ted sedang berpacaran dengan seseorang, tapi, apakah itu Teto?.

"Hoy Ted, cieee yang lagi berduaan, kalian pacaran nih?" Ucapku untuk menggoda Ted.

"Ssstttt...Aku mohon Len jangan beritahu siapa-siapa kalau aku jadian dengan Teto." Ucap Ted berbisik dengan nada memohon.

Aku hanya tersenyum mendengarnya. Turut bahagia ya, sob.

"Tenang Ted, rahasia kamu aman sama aku." Ucapku dengan sangat mantab.

"Ted siapa dia?" Ucap Teto.

"Dia sahabatku, yang sering aku ceritakan kepadamu."

"Oohhhh." Ucap Teto tersenyum.

"Perkenalkan namaku Kasane Teto." Ucap Teto dengan tersenyum.

"Namaku Kagamine Len, Salam kenal." Ucapku ikut tersenyum.


Rin POV

Setelah perjumpaanku dengan Len tadi. Aku segera pergi ke gerbang sekolah. Entah mengapa setelah melihat Len moodku sudah kembali. Tapi daritadi aku memperhatikan seorang laki-laki yang sedang memperhatikan Miku. Dan tiba-tiba ada Len yang menghampiri pemuda tersebut. Wajahku memerah, akhirnya aku sudah tidak berani memperhatikan pemuda yang sedang bersama Len itu. Lalu aku melihat ke arah Miku, dan ternyata dari tadi dia memperhatikanku. Lalu dia bertanya padaku.

"Rin, kau kenapa? Kau sakit? Kok wajahmu merah?" Tanya Miku bertubi-tubi.

"Ngak apa-apa kok Miku, aku hanya kepanasan." Ucapku berbohong.

"Ohhhhh, ya sudah." Ucap Miku disertai senyum sekilas lalu memakan negi lagi.

"Miku, aku pulang duluan ya!"

"Baiklah." Jawab Miku singkat.

Lalu aku pulang ke rumah. Aku memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang melewatiku.

"Ramai sekali ya.." ucapku dengan riang. Lalu tiba-tiba muncul dibenakku untung mampir dulu ke taman kecil di tengah kota yang ramai ini.

"Hehe, aku tahu, tempat ini memang tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu." gumamku kecil.

Lalu tiba-tiba saja aku terbatuk, dan batuknya tidak berhenti. Lalu aku melihat ketanganku.. Ternyata bukan hanya dahak yang telah ku keluarkan, ada darah juga disana. Aku hanya tertawa kecil... Sambil bergumam

"Jadi umurku sudah tidak panjang lagi ya?" Aku tersenyum kecut.

"Aku harus menikmati sisa hidupku!" sambungku lalu tersenyum penuh arti.

Lalu tiba-tiba saja badanku mulai lemas, dan pandanganku memburam. 'Tidak! Jangan sekarang' teriakku dalam hati.

Dan... bruk. Aku terjatuh dan semua menjadi hitam. Tapi aku masih bisa mendengar sebuah suara yang memanggil namaku. "Riiin! Rin!"

__________________________________________________________________________________
 To Be Continued
__________________________________________________________________________________

Well well, karna saya lihat ada banyak yang baca fict saya di Chapter 1. Tiba-tiba saja saya langsung semangat untuk membuat kelanjutan dari fict ini. Well, saya mohon agar kalian Meninggalkan Jejak disini. Karena, satu komentar sudah sangat berarti bagi saya :'3.

CHAPTER 3

1 komentar