Len POV
----------------------------------------
"Sepertinya Rin terkena penyakit--" ucapan dokter SeeU terpotong karena samar-samar terdengar sebuah teriakan, aku dan dokter SeeU mencari arah dari datangnya suara tersebut.
Lalu datanglah sepasang suami-istri (mungkin?) menghampiri kami.
"SeeU, bagaimana keadaan Rin?" dari nadanya sudah terdengar jelas kalau dia khawatir.
Lalu datanglah sepasang suami-istri (mungkin?) menghampiri kami.
"SeeU, bagaimana keadaan Rin?" dari nadanya sudah terdengar jelas kalau dia khawatir.
'mungkin mereka orang tuanya Rin' pikirku sejenak. Karena kedua orang itu memiliki beberapa kemiripan fisik yang sama dengan Rin.
"Ahhh, Lily-san" Ucap dokter SeeU, lalu menjabat tangan orang itu.
"Hai SeeU, sudah lama sekali ya kita tidak bertemu." Ucap wanita itu, lalu tersenyum dan memeluk singkat dokter SeeU. Kau tahukan bagaimana jika dua wanita sudah bertemu?
"Oh iya dokter SeeU, bisakah kita berbicara sebentar di ruanganmu?" Ucap pria yang bersama wanita itu.
"Tentu saja Leon-san" Ucap dokter SeeU lalu pergi bersama pria yang bernama Leon itu.
.
.
.
.
.
.
"Hai SeeU, sudah lama sekali ya kita tidak bertemu." Ucap wanita itu, lalu tersenyum dan memeluk singkat dokter SeeU. Kau tahukan bagaimana jika dua wanita sudah bertemu?
"Oh iya dokter SeeU, bisakah kita berbicara sebentar di ruanganmu?" Ucap pria yang bersama wanita itu.
"Tentu saja Leon-san" Ucap dokter SeeU lalu pergi bersama pria yang bernama Leon itu.
.
.
.
.
.
.
Aku menunggu dokter SeeU, bersama dengan wanita yang menurutku adalah ibunya Rin di depan UKS. Hening melanda kami berdua.
"kamu siapanya Rin ya?" Ucap ibu Rin membuka pembicaraan.
"Aku teman-nya Rin, Len Kagamine,desu" ucapku seraya mengenalkan diriku.
Dan yeah, sekarang disinilah aku. Duduk dibangku kecil disamping ranjang UKS. Dan menggenggam erat tangan Rin. Meskipun Rin belum juga membuka matanya, aku terus menggenggam tangannya, berharap Rin akan memperlihatkan sorot mata cerianya kembali.
Seusai berdoa, aku kembali melihat wajah manis Rin. Entah kenapa aku merasa Rin sangatlah manis dan tiba-tiba saja wajahku memanas saat memandangi wajah manisnya. Ada apa sebenarnya?
Kugenggam erat tangannya yang hangat. Tangannya sangatlah halus dan lembut. Ahh, betapa sempurnanya gadis ini.
.
.
.
.
.
.
.
Tetapi tiba-tiba saja tanpa kusadari, Rin membalas genggaman tanganku.
__________________________________________________________________________________
TEHEHEHEHE, maaf ya saya baru ngupdatenya sekarang. Telat banget kan ya? aduh astoge wkwk.
Yaa saya punya beberapa alasan kenapa saya baru apdetnya sekarang. Tapi alesan paling utama adalah blog ini baru bisa saya buka lagi setelah kejadian lupa password:'v
hyaaa tolong terima permintaan maaf saya, dan maaf juga karna apdetnya dikit bnget._.
Maklum orang sibuk, haha/digaplok.
oke bye sayonara, i laf u para pembaca:*
saya usahain mulai sekarang apdetnya cepet kok,mwah.
Yang mau baca dari chapter 1 nya silahkan klik disini
"kamu siapanya Rin ya?" Ucap ibu Rin membuka pembicaraan.
"Aku teman-nya Rin, Len Kagamine,desu" ucapku seraya mengenalkan diriku.
"Hee.. kau serius? Padahal tadi tante mengira kau itu pacarnya Rin." ucapnya lalu tertawa. Aku hanya bisa menyembunyikan wajahku yang memerah. Ibu Rin hanya tersenyum kecil melihatnya. Dan jujur saja, itu membuatku semakin salah tingkah.
"Etto.. Saya memang hanya temannya Rin kok."
"Huuft. Kau menghancurkan harapanku nak. Eh sudahlah, lagipula tante cuma bercanda kok." ucap wanita itu seraya tersenyum.
"baiklah Len-kun, saya masuk dulu ya." ucap ibu Rin tersenyum lalu memasuki UKS.
Aku masih duduk didepan UKS menunggu dokter SeeU kembali. Sebenarnya aku ingin masuk, tetapi karena merasa tidak enak dengan ibu Rin, aku memilih untuk menunggunya diluar.
Aku masih duduk didepan UKS menunggu dokter SeeU kembali. Sebenarnya aku ingin masuk, tetapi karena merasa tidak enak dengan ibu Rin, aku memilih untuk menunggunya diluar.
Dan tak lama ibu Rin keluar dari ruang UKS dan memintaku untuk menemani Rin didalam, karena ia akan menemui dokter SeeU dan ayahnya Rin di kantor dokter SeeU. Sepertinya membicarakan tentang kondisi Rin.
BLAM
Dan yeah, sekarang disinilah aku. Duduk dibangku kecil disamping ranjang UKS. Dan menggenggam erat tangan Rin. Meskipun Rin belum juga membuka matanya, aku terus menggenggam tangannya, berharap Rin akan memperlihatkan sorot mata cerianya kembali.
Keadaan di UKS sangat hening. Yang terdengar hanyalah suara helaan nafas tenang dari Rin, dan tidak tenang milikku. Oh ayolah, aku benar-benar mengkhawatirkan Rin sekarang ini. Dan tanpa sadar aku menyanyikan sebuah lagu untuk Rin, dengan harapan Rin akan membuka matanya.
Both the flowers and the trees are sad
Only being able to grow toward the sky
Every time they look down they remember
And they look up once again.
You look so sad as you sleep
As if you are having a bad dream
But I am here. Right beside you.
And I won't go anywhere.
HOW DO I LIVE WITHOUT YOU?
Everyone looks up at the sky
But then glances back down
You will never see the blue sky unless you search for it
Which may seem sad
You have lived mistaking freedom for selfishness
Relying on a starless night
With an invisible eye
Wandering around
I have had nothing to be afraid of
Because I had nothing to protect
Not tomorrow or ten years after
The me now is scared
I LIVE HAPPY MY SWEETHEART
Everyone cries with the sky
Lend out a hand, and dream a dream
The blue sky I've ever seen
I will always protect it
The shadow is free to flap its wings and fly around
For I do not long for it anymore
Everyone isn't free
Freedom isn't anything like that
It's just that the sky doesn't have a road
In the sky called "you"
Is where I am trapped
I am not going anywhere
So please don't go anywhere either
Everyone is in the sky
In the cage called freedom
It is enough if you are here
For in this sky I do not need wings anymore
Tepat setelah aku selesai menyanyi, Tiba-tiba saja pintu UKS sudah dibuka oleh orang tuanya Rin. Sial! Pasti mereka mendengar nyanyianku tadi. Uhhh, aku malu.
"Ehem, Len-kun, ternyata kau pandai menyanyi ya." ucap Ibunya Rin menggodaku. Yaampun, aku malu sekali. Ku lirik ayahnya Rin, dia hanya tersenyum kecil kearahku.
"E-eheheheh tante bisa saja." ucapku seraya menggaruk punggung kepalaku yang tidak gatal.
"Om, Tante, mau menjaga Rin ya? Baiklah saya keluar dulu." Lanjutku, lalu beranjak pergi.
"Tidak, tidak, baru saja tante mau meminta bantuanmu Len-kun. Kami harus kembali ke kantor, jadi bisakah kau menjaga Rin disini? Maaf ya jadi merepotkan." pinta ibu Rin. Lalu dengan senang hati aku menjawabnya.
"Tentu saja tante. Tidak merepotkan kok."
"Kalau begitu selanjutnya om serahin ke kamu ya, tolong jaga Rin dengan baik." Ayahnya Rin akhirnya bersuara.
"Baiklah om."
Setelah itu mereka pergi, dan kembali meninggalkanku dengan Rin disini. Rin masih belum tersadar, membuatku semakin khawatir dengannya.
Lalu kuputuskan untuk berdoa, meminta pertolongan Tuhan.
'Tuhan, kumohon tolonglah Rin. Jika ia memiliki penyakit, tolong kau sembuhkanlah dia.. Aku tidak tega melihatnya menderita seperti ini, meskipun kami baru saling mengenal, entah mengapa Rin sangat berarti bagiku.' Doaku kepada Tuhan. Karena hanya itu yang bisa kulakukan sekarang untuk membantu Rin.
Only being able to grow toward the sky
Every time they look down they remember
And they look up once again.
You look so sad as you sleep
As if you are having a bad dream
But I am here. Right beside you.
And I won't go anywhere.
HOW DO I LIVE WITHOUT YOU?
Everyone looks up at the sky
But then glances back down
You will never see the blue sky unless you search for it
Which may seem sad
You have lived mistaking freedom for selfishness
Relying on a starless night
With an invisible eye
Wandering around
I have had nothing to be afraid of
Because I had nothing to protect
Not tomorrow or ten years after
The me now is scared
I LIVE HAPPY MY SWEETHEART
Everyone cries with the sky
Lend out a hand, and dream a dream
The blue sky I've ever seen
I will always protect it
The shadow is free to flap its wings and fly around
For I do not long for it anymore
Everyone isn't free
Freedom isn't anything like that
It's just that the sky doesn't have a road
In the sky called "you"
Is where I am trapped
I am not going anywhere
So please don't go anywhere either
Everyone is in the sky
In the cage called freedom
It is enough if you are here
For in this sky I do not need wings anymore
Tepat setelah aku selesai menyanyi, Tiba-tiba saja pintu UKS sudah dibuka oleh orang tuanya Rin. Sial! Pasti mereka mendengar nyanyianku tadi. Uhhh, aku malu.
"Ehem, Len-kun, ternyata kau pandai menyanyi ya." ucap Ibunya Rin menggodaku. Yaampun, aku malu sekali. Ku lirik ayahnya Rin, dia hanya tersenyum kecil kearahku.
"E-eheheheh tante bisa saja." ucapku seraya menggaruk punggung kepalaku yang tidak gatal.
"Om, Tante, mau menjaga Rin ya? Baiklah saya keluar dulu." Lanjutku, lalu beranjak pergi.
"Tidak, tidak, baru saja tante mau meminta bantuanmu Len-kun. Kami harus kembali ke kantor, jadi bisakah kau menjaga Rin disini? Maaf ya jadi merepotkan." pinta ibu Rin. Lalu dengan senang hati aku menjawabnya.
"Tentu saja tante. Tidak merepotkan kok."
"Kalau begitu selanjutnya om serahin ke kamu ya, tolong jaga Rin dengan baik." Ayahnya Rin akhirnya bersuara.
"Baiklah om."
Setelah itu mereka pergi, dan kembali meninggalkanku dengan Rin disini. Rin masih belum tersadar, membuatku semakin khawatir dengannya.
Lalu kuputuskan untuk berdoa, meminta pertolongan Tuhan.
'Tuhan, kumohon tolonglah Rin. Jika ia memiliki penyakit, tolong kau sembuhkanlah dia.. Aku tidak tega melihatnya menderita seperti ini, meskipun kami baru saling mengenal, entah mengapa Rin sangat berarti bagiku.' Doaku kepada Tuhan. Karena hanya itu yang bisa kulakukan sekarang untuk membantu Rin.
Seusai berdoa, aku kembali melihat wajah manis Rin. Entah kenapa aku merasa Rin sangatlah manis dan tiba-tiba saja wajahku memanas saat memandangi wajah manisnya. Ada apa sebenarnya?
Kugenggam erat tangannya yang hangat. Tangannya sangatlah halus dan lembut. Ahh, betapa sempurnanya gadis ini.
.
.
.
.
.
.
.
Tetapi tiba-tiba saja tanpa kusadari, Rin membalas genggaman tanganku.
__________________________________________________________________________________
To Be Continued
__________________________________________________________________________________TEHEHEHEHE, maaf ya saya baru ngupdatenya sekarang. Telat banget kan ya? aduh astoge wkwk.
Yaa saya punya beberapa alasan kenapa saya baru apdetnya sekarang. Tapi alesan paling utama adalah blog ini baru bisa saya buka lagi setelah kejadian lupa password:'v
hyaaa tolong terima permintaan maaf saya, dan maaf juga karna apdetnya dikit bnget._.
Maklum orang sibuk, haha/digaplok.
oke bye sayonara, i laf u para pembaca:*
saya usahain mulai sekarang apdetnya cepet kok,mwah.
Yang mau baca dari chapter 1 nya silahkan klik disini